Apakah begitu aneh menanyakan pertanyaan 'siapa aku?' kepada diri sendiri di usia menjelang 25 tahun?
Ya, seharusnya pertanyaan itu datang saat masa puber, sekitar usia menjelang 17 tahun atau ketika masa SMA. Setidaknya paling lambat masa kuliah awal. Sedangkan saat usia seperempat abad begini seharusnya sudah mulai menata diri dengan mencari 'siapa yang cocok untuk mendampingiku?' Tentu saja pertanyaan itu harus didahului dengan tahu siapa diri sendiri sehingga bisa mengetahui siapa yang lebih baik untuk bersama dengan diri kita.
Oke. Jika ada berusia hampir 25 atau tepat atau lebih sedikit dan masih memiliki pertanyaan 'siapa aku?' jangan pernah merasa sendiri. Karena aku sedang mengalaminya. Mungkin seperti sebuah kegamangan atau bias dengan pertanyaan 'siapa yang cocok untuk mendampingiku?' atau mungkin memang pubertas yang tidak sempurna sehingga pertanyaan penting itu belum terjawab.
Aaaah. Entahlah. Mungkin kalian lebih tahu siapa aku jika telah sudi membaca blog yang entah ranking berapa menurut google ini, yang membuat kalian benar benar beruntung bisa menemukannya, karena yaaah.. aku tidak pernah melakukan SEO untuk blog ini. Jadi istimewa sekali jika kalian bisa menemukan blog campur aduk tanpa isi ini. Mengetahui aku mungkin hal yang sangat gampang. Aku selalu mudah dibaca oleh orang lain. Walaupun blog ini jarang menceritakan kehidupan pribadiku secara detail, mungkin malah lebih membuat karakterku terbaca jelas. Aku orang yang tidak terbuka, menyimpan sesuatu yang benar benar kurasakan di kuburan hati yang paling dalam, sedangkan yang aku keluarkan ke permukaan hanyalah sebuah ilusi agar orang lain tidak tahu apapun tentang diriku yang sebenarnya tapi.... tanpa sengaja aku malah menonjolkan semuanya. Aku ingin tahu apa istilah untuk hal itu. Apa ya? Hmmm...
Ya, aku terkadang mengatakan sesuatu untuk menutupi berbagai hal. Seperti orang yang selalu kutulis di sini. Semakin hari aku semakin sadar bahwa aku sama sekali tidak mencintainya, aku hanya mengembar-gemborkan agar aku terlihat melupakan masa lalu yang lainnya. Yang tidak kuungkapkan tapi, selalu menjadi memori yang membuatku mengatakan, 'Ternyata aku dulu pernah sebahagia itu saat sekedar berbincang dengan seseorang'
Seorang yang selalu aku tutupi, seseorang yang tidak pernah aku bicarakan karena aku ingin melupakannya. Yang benar benar pernah di hati.
Aku sekarang ini sedang mencoba menjadi diriku yang lain, lebih tepatnya menjadi lebih baik tapi, masih tetap diriku. Seperti pencarian jati diri pada masa puber? Ah, kalau iya memalukan sekali. Yang penting aku ingin berubah. Blog ini sepertinya juga harus berubah, aku sebaiknya sedikit lebih sering menceritakan hal-hal menarik yang aku alami, perjalan liburan, makan di tempat menarik, review film/drama/buku atau mungkin tulisan seperti FF/cerpen/pengalan novel yang kutulis bukan hanya sebuah puisi galau yang kadang tak berarti. Atau malah aku harus melanjutkan yang seperti itu?
Ya... terkadang walaupun sudah melewati masa pubertas ada hal yang tertinggal untuk ditanyakan pada masa itu. Semoga sebelum memiliki anak kita bisa menjawabnya untuk bekal menasehati anak kita nanti. 😊