Judul : Dirty Little Secret
Penulis :Aliazalea
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN13 : 9786020301464
Terbit : Januari 2014
Tebal : 336 Halaman
Cinta membuat kita buta dan rela melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan kita lakukan.
Cerita
dimulai dengan memunculkan seorang pria bernama Ben yang sedang mencari
seorang wanita yang dulu pernah ia hamili, yang dengan kurang ajar
ia suruh untuk mengugurkan kandungannya. Dia merasakan cintanya pada
wanita itu tidak bisa hilang. Dia sudah mencari selama bertahun-tahun
tapi, dia malah bertemu lagi dengan Jana Oetomo *aku selalu mencoba
tidak membacanya sebagai Jono :D* secara tidak sengaja. Wanita itu pada
awalnya melarikan diri darinya. Hanya saja, karena tidak pantang
menyerah akhirnya dia bertemu untuk yang ke dua kalinya dengan Jana,
sepaket dengan kedua anak kembar yang lucu dan bandel.
Ya, ceritanya hanya seputar Ben yang khilaf karena telah mencampakan Jana dan semakin merasa bersalah ketika melihat Raka dan Erga. Naluri kebapakan dari Ben muncul, ia ingin hidup bersama anak-anaknya dan juga tentu saja, ibu mereka alias Jana.
Sebenarnya, kalau ini bukan PR review maka aku akan meletakkan buku ini setelah membaca halaman ke berapa belas. Maaf ya para pengemar mbak Alia, aku sebenarnya tidak suka dengan genre metropop jadi mungkin sedikit tidak enak saat membacanya. Buku ini menurutku hanya menceritakan nafsu dua orang kekasih yang sudah tidak bertemu selama 8 tahun. Lihat saja cara Ben dan Jana saling melihat tubuh mereka. Baru bertemu untuk ke dua kalinya, setelah yang pertama di sebuah acara umum yang tidak mungkin menyalurkan hasrat, mereka berciuman di tempat parkir *syukurin deh Jan anak-anak lo lihat lo lagi nafsu banget*
Sebenarnya penulis mengangkat ide yang lumayan bagus dan gaya penulisannya juga memang enak di baca tapi, konfliksnya hanya ada di permulaan cerita. Kirain di tengah bakal ada sesuatu yang bikin penasaran, ternyata gak ada. Bahkan tentang papa Jana yang aku kira bakal jadi pemicu konfliks lainnya tidak ada penyelesaiannya di sini. Gak di bahas lagi itu Om Oetomo bakal ngapain kalau Ben sama Jana nikah.
O ya aku nulis ini benar-benar takut salah lho, karena aku lihat banyak yang memberikan 5 bintang dan paling sedikit 3 bintang untuk novel ini. Tapi, aku memang tidak suka. Terutama dengan Jana yang digambarkan sebagai seorang pendiam yang juga ibu yang sangat keibuan tapi, aku malah merasa dia itu cuma wanita yang punya banyak banget kalimat pisuhan bahasa inggris beraneka macam rasa. Mungkin karena dia benar-benar jengkel pada Ben ya. Masih bisa ditolerir sih ya. Cuma waktu dia sakit demam gak bisa gerak itu kenapa dia mau aja dimandiin sama Ben, disentuh sama pria yang disebutnya 'asshole' itu? kalau karena dia tidak bisa berpikir jernih karena sakit, kenapa pas ketemu sama Ben lagi dia malah cengar-cengir gak jelas. Eh, pas ijin nginep juga malah di bolehin. Ya mungkin jawabannya nafsu.
Jadi menurutku masalah rasa bersalah Ben karena telah menelantarkan Jana serta anak mereka selama 7 tahun, dan tetek bengek konfliks lain yang sebenarnya juga berputar pada masalah itu adalah, kamuflase dari cerita nafsu seorang ibu single parent yang selama ini masih menyimpan perasaan pada(mungkin satu-satunya)laki-laki yang pernah menyetubuhinya.
Sebenarnya cara Jana menjauhi Ben terasa masuk akal, dia juga menolaknya beberapa kali. Terus dia mau lagi sama Ben karena dia sudah menjadi ayah yang super baik. Yang sedikit kurang adalah seharusnya ada sebuah pikiran dari seorang ibu untuk ke dua anak yang tujuh tahun dia asuh sendiri tanpa seorang bapak, kalau dia mau menikahi Ben hanya untuk membuat Erga dan Raka bahagia memiliki keluarga yang utuh. Walaupun dia masih menyimpan perasaan sangat kesal pada Ben. Cuma itu tidak ada di dalam novel ini. Atau mungkin sudah ada tapi saya yang gak maksud atau kelewatan bacanya ;p
Ya, ceritanya hanya seputar Ben yang khilaf karena telah mencampakan Jana dan semakin merasa bersalah ketika melihat Raka dan Erga. Naluri kebapakan dari Ben muncul, ia ingin hidup bersama anak-anaknya dan juga tentu saja, ibu mereka alias Jana.
Sebenarnya, kalau ini bukan PR review maka aku akan meletakkan buku ini setelah membaca halaman ke berapa belas. Maaf ya para pengemar mbak Alia, aku sebenarnya tidak suka dengan genre metropop jadi mungkin sedikit tidak enak saat membacanya. Buku ini menurutku hanya menceritakan nafsu dua orang kekasih yang sudah tidak bertemu selama 8 tahun. Lihat saja cara Ben dan Jana saling melihat tubuh mereka. Baru bertemu untuk ke dua kalinya, setelah yang pertama di sebuah acara umum yang tidak mungkin menyalurkan hasrat, mereka berciuman di tempat parkir *syukurin deh Jan anak-anak lo lihat lo lagi nafsu banget*
Sebenarnya penulis mengangkat ide yang lumayan bagus dan gaya penulisannya juga memang enak di baca tapi, konfliksnya hanya ada di permulaan cerita. Kirain di tengah bakal ada sesuatu yang bikin penasaran, ternyata gak ada. Bahkan tentang papa Jana yang aku kira bakal jadi pemicu konfliks lainnya tidak ada penyelesaiannya di sini. Gak di bahas lagi itu Om Oetomo bakal ngapain kalau Ben sama Jana nikah.
O ya aku nulis ini benar-benar takut salah lho, karena aku lihat banyak yang memberikan 5 bintang dan paling sedikit 3 bintang untuk novel ini. Tapi, aku memang tidak suka. Terutama dengan Jana yang digambarkan sebagai seorang pendiam yang juga ibu yang sangat keibuan tapi, aku malah merasa dia itu cuma wanita yang punya banyak banget kalimat pisuhan bahasa inggris beraneka macam rasa. Mungkin karena dia benar-benar jengkel pada Ben ya. Masih bisa ditolerir sih ya. Cuma waktu dia sakit demam gak bisa gerak itu kenapa dia mau aja dimandiin sama Ben, disentuh sama pria yang disebutnya 'asshole' itu? kalau karena dia tidak bisa berpikir jernih karena sakit, kenapa pas ketemu sama Ben lagi dia malah cengar-cengir gak jelas. Eh, pas ijin nginep juga malah di bolehin. Ya mungkin jawabannya nafsu.
Jadi menurutku masalah rasa bersalah Ben karena telah menelantarkan Jana serta anak mereka selama 7 tahun, dan tetek bengek konfliks lain yang sebenarnya juga berputar pada masalah itu adalah, kamuflase dari cerita nafsu seorang ibu single parent yang selama ini masih menyimpan perasaan pada(mungkin satu-satunya)laki-laki yang pernah menyetubuhinya.
Sebenarnya cara Jana menjauhi Ben terasa masuk akal, dia juga menolaknya beberapa kali. Terus dia mau lagi sama Ben karena dia sudah menjadi ayah yang super baik. Yang sedikit kurang adalah seharusnya ada sebuah pikiran dari seorang ibu untuk ke dua anak yang tujuh tahun dia asuh sendiri tanpa seorang bapak, kalau dia mau menikahi Ben hanya untuk membuat Erga dan Raka bahagia memiliki keluarga yang utuh. Walaupun dia masih menyimpan perasaan sangat kesal pada Ben. Cuma itu tidak ada di dalam novel ini. Atau mungkin sudah ada tapi saya yang gak maksud atau kelewatan bacanya ;p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar