Sabtu, 31 Januari 2015

Sebuah mimpi

Februari, bisakah kau menjadi seperti desember yang membuatku selalu bertemu dengannya?
Mimpiku saat ini adalah jika saat aku menuliskan seseorang di sini orang itu bisa menjadi bagian dari hidupku.
Aku telah menulisnya. Menulis dia yang baru.
Dia yang terlalu biasa tapi lucu.
Dia yang selalu tertawa pada lelucon garingku.
Dia yang menyebutkan wanita idamannya dengan menyebut seperti apa aku.
Dia yang tidak pernah menutupi kejelekannya.
Dia yang selalu gembira walaupun sedang memisuh.
Dia yang memikirkan berbagai hal.
Dia yang membuat otakku menjadi tidak berfungsi sempurna karena jantungku memompa terlalu keras.
Dia yang aku rindu.
Dia yang ternyata sudah menjadi milik orang lain.
Tapi, entah kenapa aku yakin kalau dia akan kembali.
Kalau dia bisa menjadi bagian hidupku karena kutulis disini. Aku akan menulisnya bahkan 24jam penuh.

A Song

Cool kids by Echosmith.
          Shake it up by Tailor swift.

Kamu. Lagu ini. Suara cempreng. Mic itu.

Aku ingin bisa merasakannya lagi.
         

Senin, 26 Januari 2015

Buku yang kubeli bersamamu


Ini buku ketigaku di tahun 2015. Sebulan 3 buku sebenanrnya jauh sih dari target, cuma lumayan karena tahun kemarin malah bisa cuma satu doang. Maklum koas sok sibuk yang sering cape untuk melakukan apapun termasuk belajar. ahaha.
Buku ini buku yang kubeli saat pergi bersamamu, kira kira 7 atau 6 minggu.

Senang lagi setelah tahu buku ini sangat bagus.
Aku suka dilan dan milea.

Walapun kamu tidak suka buku seperti dia.

Aku suka kamu,
Bagaimana ya kalau kamu tahu ini?

Kamu, yang baru.

Hai.
Bertahun tahun lamanya aku menunggu perasaanku yang bercabang menjadi satu.
Dan ada orang yang bisa membuat yang lainnya tumbang. Bukan kamu yang itu.
Ini kamu yang baru.
Yang hadir dengan tiba tiba tapi berjalan perlahan dengan senyum jahilnya.
Seperti adik kecil yang minta diperhatikan. Sayangnya aku belum sempat memperhatikannya. Aku sulit untuk memulainya.
Semoga, inilah dia satu-satunya.
Karena tumbangnya yang lain bukan karena keinginanku sendiri. Tapi, kejadian yang datang tanpa kusangka. Mungkin petunjuk Tuhan.

Ya aku hanya bisa mengamini.

Jumat, 23 Januari 2015

Membunuh perasaan

Kau tahu seperti apakah caraku membunuh perasaanku padamu?
Aku hampir tak bernafas dan terasa mau mati.
Memang aku yang ingin kau pergi dari hatiku. Bahkan membuka pintu hatiku agar kau keluar dan berlari.
Aku bersusah payah memberimu kunci.
Belum lagi ketika aku mengumpulkan banyak obat untuk membuat hatiku yang telah rapuh menjadi kembali seperti semula.
Dan dengan teganya kau mendobrak pintuku lagi, merusak kembali hati ku.
Dulu, sahabatku pernah berkata kenapa aku terlalu sering menghujatmu, melemparmu, membuangmu kemudian aku kembali lagi mengambil, memelukmu.
Aku menyangkalnya.
Hanya saja itu terjadi lagi. Lagi.
Kali ini aku menyalahkanmu.
Kenapa kau masuk dengan cara seperti itu. Bukankah aku ingin kau menyusup tanpa aku tahu?
Sebenarnya aku tidak mempersalahkan cara itu hanya saja kamu masuk hanya unyuk menghunuskan pedang. Membuat hatiku kembali terluka.
SHIT!
Kemarin aku merasa bersalah telah memisuhmu. Aku bahkan sekarang ingin membunuhmu.
Kemarin aku kasihan dengan  gadis itu.
Sekarang aku juga merasa kasihan dengan diriku sendiri.
Kau terlalu buruk untuk kami.
Kalau kau ingin tahu apa yang aku inginkan saat ini.
Tolong Tinggalkan kami!
Bukan hanya aku.
Aku sudah terlalu mengenal gadis itu.
Gadis itu terlalu baik untukmu.
Kau berkali kali menyakitinya.
Saat kau mendobrak hatikupun bukan hanya hatiku yang terluka. Dia juga pasti merasa dikhianati jika mengetahuinya.
Aku berdoa semoga kita berdua bisa mendapatkan orang yang lebih baik.

Kukira banyak yang lebih baik darimu.
Semoga gadis itu sadar.
Atau haruskan aku beri tahu?

[Book Review] Fly to the sky

Hasil karya 2 penulis ini membuat aku selalu tersenyum ketika membacanya. Selain karena ceritanya yang bagus, penyampaiannya yang enak, kisahnya juga lagi 'aku banget'. Mungkin karena alasan yang terakhir, aku jadi melahap buku ini dengan cepat walaupun di minggu ujian dan di sela packing keluar kota. The quarter life crisis nya benar benar lagi menerjangku walaupun usia 25 masih ada sekitar 1,5 tahun lagi. Edyta seperti cerminan dari diriku yang ceroboh, selalu membuat berantakan dimana pun, dan termasuk keluarganya yang selalu ikut campur. Aku memang anak kedua dari tiga bersaudara tapi, entah kenapa aku jadi seperti anak bungsu karena adikku laki-laki. Bagaimana semua orang mengamatiku dan membuatku enggan melakukan hubungan yang lebih jauh tapi, aku malah selalu menceritakan setiap detailnya pada mereka. Sama seperti edyta, itu karena aku menyayangi mereka. Aku selalu meminta pendapat pun itu hanya karena aku ingin menganggap mereka ada. Perbedaanku dan edyta adalah aku yang tidak memiliki trauma apapun dan ardiyanku belum juga datang haha.
Stop berbicara tentang aku.


Back to this book.
Konsep yang dibuat oleh penulisnya cukup unik karena mereka membuat cerita satu utuh sampai selesai, kemudian yang satu membuat cerita yang sama dengan sudut pandang yang berbeda tapi tetap tidak membuat bosan pembaca. Walaupun berharap kalau cerita kedua bisa menceritakan lebih lanjut tapi, membaca endingnya sama sekali tidak mengecewakan. Aku malah bisa merancang sendiri bagaimana kisah selanjutnya setelah akhirnya Edyta dan Ardiyan bertemu.
Nice story dengan nasehat yang mungkin sudah banyak disajikan di novel romance bahwa jodoh pasti bertemu dan jodoh bukanlah sesosok sempurna yang kita ingginkan tapi, seseorang yang kita butuhkan dan dapat melengkapi hidup kita. Walaupun dengan nasehat yang sudah mainstream tapi, tetap saja ceritanya tidak membuat kita mengatakan 'aaah basi. biasa.' mungkin karena penuturan dan alurnya yang ditata apik.
Kalau disuruh memilih antara kisah pertama dan kisah kedua aku lebih memilih kisah pertama karya mbak nina but, mas momoe juga tetap berhasil membuatku menikmati karyanya. Ardiyan punya kesempurnaan yang sekaligus bisa disulap sebagai kekurangannya, bukan tokoh malaikat yang terlalu sempurna. 
4,5 of 5 star






Minggu, 11 Januari 2015

Menghilangkan debu

Ternyata menghilangkan dirimu seperti meniup debu.
Mengambil nafas sejenak. Kemudian menghembuskannya melalui mulut.
Debu pun akan menghilang mengikuti angin.
Karena mungkin aku bukan tulang rusukmu.
Lalu aku wanita yang dipersiapkan untuk siapa?
Aku hanya berdoa agar ada laki laki yang masih membutuhkan tulang iga.

 

I Me My Mine Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei