Benerkan. Karena cemburu itu terlihat.
Karena itu aku tahu kalau dia menyukaimu.
Cukup itu.
Lalu, air mataku merebah.
Ya...
Karena aku terlalu mencintaimu...
Benerkan. Karena cemburu itu terlihat.
Karena itu aku tahu kalau dia menyukaimu.
Cukup itu.
Lalu, air mataku merebah.
Ya...
Karena aku terlalu mencintaimu...
Barangkali kamu sudah membaca beberapa puisiku.
Semua memang tentang cinta.
Mungkin kamu mengira aku sedang penuh dengan bahagia.
Namun, kamu salah.
Jika aku sedang jatuh cinta yang aku lakukan bukanlah mencipta puisi.
Saat ini
Aku sedang patah hati...
Ya, aku menulis puisi untuk menyembuhkan lukaku.
Menciptakan pikiran bahwa kamu juga menginginkan aku.
Membantu otakku menciptakan ilusi jika kamu jatuh hati sama seperti halnya diriku.
Agar aku tak melulu merasakan gejolak kesedihan.
Itulah kebodohanku...
Dalam diam aku mulai menilai semua tingkah lakumu menjadi hal yang begitu manis. Padahal aku tahu kalau kamu hanya sekedar baik padaku.
Aku sebenarnya mengetahui apa jawabmu ketika aku mengatakan perasaanku.
"Aku cuma menganggapmu sahabat baik. Aku cuma ingin punya teman. Dan bukannya aku memperlakukanmu seperti teman perempuan lainnya?"
Aku juga bingung pada diriku sendiri.
Kenapa aku bisa menciptakan ilusi-ilusi yang tak masuk akal ini. Kamu bahkan tidak pernah mengajakku untuk hanya duduk menikmati secangkir kopi atau memandang senja sambil bercengkrama.
Kamu lebih senang bercerita kamu sedang pergi kemana.
Aku seharusnya tahu kamu datang padaku hanya untuk membunuh bosan. Sedikit bercanda seperti teman pada umumnya. Namun entah kenapa aku malah menjadikannya seperti oase di padang gurun. Menciptakan kebahagian yang hanya semu.
Perasaanmu adalah sesuatu yang tidak ada dan tidak nyata.
Seharusnya aku bisa memahaminya.
Aku tahu semua itu.
Hanya saja aku memutuskan untuk gila dan berhalusinasi sendiri...
Jika akhirnya aku benar-benar sakit. Setidaknya aku tidak menyalahkanmu. Karena aku tahu semua hanya ilusi.
Untukmu yang katanya belum pernah menjalin cinta...
Saat kamu tahu semua isi pikirku ini mugkin kamu akan berlari sejauh-jauhnya dariku, karena kutahu kamu pria baik yang enggan membuatku semakin sakit.
Ya, pergi saja...
Aku cuma gadis yang tak ingin membuatmu sedih.
Berbahagialah.
Larilah dari aku yang gila ini.
Kadang sebuah rindu bisa membuat orang menjadi gila.
Rindu itu terasa mengebu hingga berkobar dan membakar.
Rasa itu bisa membuatmu berani mengatakan apapun. Yang penting bisa bertemu.
Melepas semua kerinduan yang katanya harus dibayar tuntas.
Rinduku sudah ingin mendobrak keluar hingga tak terelakan.
Rasa cinta itu selalu berbanding lurus dengan rasa ingin selalu bertemu, ingin selalu bersama dan tidak mau berpisah.
Jika dia tak pernah merasa rindu hingga ingin bertemu jangan-jangan dia memang tidak pernah cinta padaku.
Rasa itu mudah sekali berubah.
Hati itu mudah sekali berbalik.
Mungkin hari ini cinta.
Esok sudah sama sekali tak mengenal.
Hari ini benci. Besok lusa sudah sayang mati-matian.
Masalah cinta itu memang selalu tidak mudah dijelaskan.
Semua itu adalah rahasia pemilik hati kita yang sesungguhnya.
Untuk itulah aku selalu berdoa padaNya agar rasamu hadir untuk diriku .
Aku sudah lelah kesepian. Aku sudah benci mencari yang terbaik. Aku rasa yang ada saat ini mungkin bisa menemani hariku. Untuk itulah aku memilihmu.
Untukmu, yang juga tidak pernah menjalin cinta dengan siapapun seperti diriku...
Apakah aku harus merasa sakit sekali lagi karena telah memilihmu untuk memasuki hatiku?
Atau kita bisa saling belajar arti cinta dalam kehidupan ini?
Semoga jawabannya adalah yang kedua.
Jika kamu pernah cemburu pada orang lain itu adalah hal yang salah.
Karena tidak pernah sekalipun aku memikirkan orang lain dari saat aku mulai mencintaimu.
Jika kamu pernah salah paham terhadap sahabat pria ku itu juga hal yang salah. Aku tidak pernah menyukainya. Aku malah selalu bercerita tentangmu padanya.
Ya, semua puisi yang aku tulis. Semua yang tentang sahabat yang bisa membuat jantungku berdetak hebat itu kamu... orang yang sama sekali tidak pernah aku ceritakan tentang laki-laki lain. Tentang cintaku.
Itu kamu,
GIG
[1] Kenapa kamu berubah? Aku tak semenyenangkan dulu kah?
Rasaku mungkin akan menghilang saat aku tak tahu lagi bagaimana cara membuatmu tertawa dan merasa nyaman. Kalau kamu ingin aku pergi itu adalah hal yang paling jitu.
[2] Saat kamu menghampiriku pernahkah alasannya adalah karena ada rindu yang menyertainya? Ataukah hanya saat kau bosan?
Aku bukan penghibur yang kamu inginkan hanya saat kamu merasa bosan. Maaf.
[3] Mungkinkah, tak pernah sekalipun terselip dalam pikiranmu, jika aku menyukaimu?
Aku memang tak pandai merayu dan tidak gampang mencari cara untuk membuat orang lain tahu tentang perasaanku.
[4] Apakah kamu pernah menyukaiku? Dan apa benar semua langkahmu yang selalu bergerak menuju sebelahku , matamu yang selalu melihat ke arahku, perhatianmu yang tak sengaja terucap... semua hanyalah khayalanku?
Ya, aku memang wanita yang penuh imajinasi.
[5] Daritadi aku selalu bertanya. Maka kali ini aku menyatakan sesuatu. Aku pernah mengira bahwa kamu menyukaiku... itu adalah alasan kenapa aku bisa jatuh cinta waktu itu. Kemudian, hingga saat ini.
Kamu berbeda dari orang yang dahulu pernah berdiam di hatiku.
Saat mencintaimu aku belajar banyak hal.
Bahwa mencintai adalah saat ketika aku bisa bahagia ketika memberikanmu sesuatu kemudian melihat senyummu.
Bahwa mencintai yang sesungguhnya adalah saat aku tidak ingin kamu merasa bersedih dan selalu ingin ada di dekatmu ketika kamu memiliki masalah.
Bahwa mencintai adalah ketika hanya dengan mendengar cerita dan tahu segala hal tentangmu aku sudah cukup senang.
Dengan menjadi lebih dekatmu aku tahu banyak hal.
Aku mengerti banyak hal.
Aku memahami arti mencintai...
Seperti banyak orang bilang.
Mencintai itu tidak harus memiliki.
Karena ketika kita benar-benar mencintai maka yang kita inginkan adalah memberikannya keleluasan untuk melakukan apapun yang bisa membuatnya bahagia.
Termasuk pergi dan memilih tidak mencintai kita...
Karena itu sebenarnya aku gundah...
Karena aku masih ingin memilikimu.
Aku masih berharap berharap kamu bisa memilih untuk mencintaiku.
Dan aku ingin kamu yakin bahwa aku benar-mencintaimu.
Tapi, apakah aku sunguh mencintaimu?
Dianggap mencintai dan dianggap dibutuhkan terkadang lebih penting daripada mendapatkan balasan dari cinta itu sendiri.
Karena alasan bertahan adalah karena kita merasa masih harus tetap ada.
Manusia itu egois.
Sifat dasarnya adalah ingin dianggap istimewa.
Jika dia sudah merasa orang yang di dekatnya tidak membutuhkannya.
Maka ia akan pergi...
Mencari orang yang merasa dialah orang yang bisa membuat bahagia.
Aku sedang mencoba untuk membuatmu merasa seperti itu.
Karena memang sebenarnya aku tanpamu tidak akan menjadi aku yang sekarang...
Dia akan mencari dimana dia merasa
Apa kau tahu semua puisiku yang aku tulis adalah untukmu?
Kamu,
Yang mungkin sedang membacanya saat ini.
Kamu tak usah takut dan menjauh dariku bila kau tak memiliki rasa yang sama. Hatiku biasanya akan merasa lelah jika apa yang aku perjuangkan tidak mendapat balas. Kemudian perasaanku akan memudar dengan sendirinya.
Selama itu tetaplah ada di dekatku seperti biasa.
Saat kamu jatuh cinta pada gadis lain cepatlah bicarakan padaku. Saat kamu sedang ingin mendekatinya ceritakan padaku.
Semua tentangnya beritahukan padaku.
Tidak usah takut aku merasa sakit. Karena aku sudah terbiasa terluka. Aku akan lebih merasa sakit jika kamu menjauhiku karena perasaan dan perhatianku. Karena aku takut kehilangan. Aku tidak ingin kejadian sebelumnya terulang lagi.
Aku tidak ingin kehilangan seseorang yang ada di dekatku.
Tetaplah berada di sekelilingku walaupun tanpa perasaan apapun.
Dan bila kamu memiliki rasa yang sama denganku.
Tidak ada salahnya kan jika kamu bicara?
Karena aku terlalu bingung dengan semua tingkah lakumu.
Untuk saat ini aku merasa bisa mencintaimu melebihi dirimu sendiri.
Hanya saja terkadang aku takut bahwa itu cuma kalimat bualanku.
Aku adalah pembosan.
Yang mungkin perasaanku bisa menjadi seperti sinar lampu yang tidak bisa menyala selamanya. Dia bahkan bisa aus hingga sama sekali tidak bisa menyala lagi.
Saat itu aku ingin kamu masih tetap menungguku. Kemudian rasakan dengan hatimu. Mungkin walaupun lampu itu padam saat kamu melihatnya dengan mata terbuka, cahaya itu bisa terlihat saat kau pejamkan mata.
Karena sekarang aku memberikan perasaanku dengan begitu tulus. Dan mungkin tidak bisa hilang semudah itu.
Tapi, entahlah. Bisa saja aku memang benar-benar bosan.
Atau aku berpaling karena ada manusia lain yang masih menungguku meskipun perasaanku telah padam...
Dan aku akan memberikan semua dengan tulus untuk selamanya meskipun tak lagi bercahaya.
Ketika aku hanya bisa menunggu.
Karena yang aku bisa hanya tetap tinggal.
Saat aku tidak punya alasan untuk pergi.
Aku masih saja terus berharap walaupun waktu terus berjalan.
Mungkinkah suatu hari nanti kamu benar-benar memelukku dengan erat?
Lalu aku akan bahagia selamanya bersamamu.
Aku tidak tahu bagaimana masa depan nanti.
Yang aku tahu...
Aku berusaha menjaga dan selalu melihat yang ada di sekililingku.
Meskipun saat ini kamu hanya teman baikku.
Kadang kita bisa berbincang seperti seorang kekasih. Kadang kita bercanda seperti seorang sahabat. Kadang kita hanya berbicara singkat seperti seorang kenalan. Tapi, kadang kita tidak saling menyapa seperti orang asing. Hingga aku tidak bisa menghitung jarak antara kita berdua.
Betapa bodohnya aku bukan.
Berkali kali aku berkenalan dengan lelaki yang lebih mapan dan tampan darimu namun, aku selalu menjawab sama "Ma, yang aku suka dia. Temanku itu. Yang aku tidak tahu bagaimana perasaannya."
Aku juga pernah berdoa pada Tuhan, "ya Allah. Aku menyukainya maka jadikanlah dia yang terbaik untukku."
Aku juga tidak tahu kenapa aku begitu menyukainya. Aku sangat mengharapkannya. Inikah cinta? Apa rasa ingin memiliki yang mengebu ini bisa disebut cinta?
Aku ingin belajar bagaimana menyayangi dengan tulus, belajar lebih mengenalmu... hingga kau bisa jatuh cinta padaku.
Apakah itu bisa disebut cinta?
Aku cuma berharap semoga kamu bisa merasakan hangatnya perasaanku. Aku akan sekali lagi memberimu perhatian, membuatmu bahagia, menciptakan suasana yang menyenangkan.
Maaf aku yang kemarin pura-pura...
Mungkin salahku menyembunyikan perasaan hanya untuk melihat usahamu. Jika sekali lagi kamu mencobanya aku akan memberimu lebih banyak.
Maafkan aku, Gig.
Aku belum bisa melepasmu.
I Me My Mine Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei