Selasa, 27 Oktober 2015

Firasat : Pedulikan atau Abaikan?




Berhubung dari lima hari yang lalu aku merasa ada getaran aneh yang kerasa di dada kayak perasaan seneng yang kerasa berdesir gitu dan sampai hari ini gak ilang... Akhirnya aku bertanya sama master NLP yang kemarin sempat aku ikutin seminarnya di yogya. Sempat ngerasa jangan-jangan ada masalah sama jantungku tapi bunyi jantungku juga normal dan gak ada rasa nyeri atau sesak nafas sih. Karena emang yang aku rasain ya cuma itu, kayak firasat bakalan nemu sebuah kegembiraan yang membuncah.

O ya untuk jawaban dari master NLP itu, ternyata memang firasat masuk ke dalam kategori subconcious mind alias pikiran bawah sadar. Dan itu masuk lagi ke sub kategori ESP (Ekstra Sensory Perception). Lalu, meluncurlah aku ke sini setelah cari refrensi apa sebenarnya ESP.

Dalam bahasa awam ESP biasa disebut sebagai sixth sense, atau suatu insting yang mendalam, firasat atau dugaan, getaran yang aneh atau intuisi. Tingkatan ini menunjukkan sumber informasinya dipastikan tidak dapat dijelaskan secara ilmiah (Rhine, 1957). Jadi sesuatu yang dirasakan tanpa mengunakan lima panca indera kita. Kalau menurut mereka sih hal-hal seperti ini bisa dijelaskan dan dipelajari serta diperdalam atau dipertajam. Walaupun aku juga tidak percaya 100% sih karena ini kan hal metafisis yang tidak dapat dilihat.



ESP dibagi menjadi beberapa tipe. Untuk yang aku rasakan sendiri  lebih masuk ke Precognition atau Retrocognition. Melihat atau merasakan sesuatu dari masa depan atau masa lalu yang tidak dapat dijangkau secara fisik. Untuk masa depan istilahnya firasat dan masa lalu yang disebut sebagai dejavu. Bagi beberapa orang bisa dianggap seperti angin lalu dan tidak di pikirkan sedangkan bagi orang lain ada yang memikirkannya. Lalu apakah yang seharusnya kita lakukan jika mendapat firasat? Haruskah kita abaikan atau pikir dan rasakan? 
 
Sebenarnya ESP lebih memperlajari tentang hal-hal tidak masuk akal seperti dapat mengetahui masa depan, bisa berbicara dan melihat  mahkluk halus, telepati, psikokinesis dan lain sebagainya. Dikatakan bahwa pada dasarnya, semua orang memiliki kemampuan untuk itu, karena secara alami otak kita dibuat dengan sangat sempurna. Hanya tinggal bagaimana mengefektifkan kemampuan otak yang belum tergali. Namun, dalam topik kali ini aku akan lebih membahas tentang firasat atau intuisi saja. 

Sepertinya hampir semua orang pernah merasakan mendapatkan insting yang kuat. Mungkin ketika dihadapkan pada beberapa pilihan dan seperti merasakan mana yang paling tepat tanpa alasan yang jelas, kemudian terbukti benar. Lalu kadang merasakan akan terjadi sebuah hal yang baik atau buruk dan benar-benar terjadi.  Ada orang yang mengaku memiliki firasat yang kuat dan beberapa mengatakan tidak pernah merasakannya. Pada artikel berjudul "Time : Exploring the Unexplained", penelitian menunjukkan bahwa mereka yang secara aktif dan teratur mengikuti disiplin mental seperti yoga dan meditasi juga memiliki tingkat akurasi precognitive yang tinggi.

Sebenarnya sebuah firasat bukanlah sesuatu yang membuat kita jauh dari Allah. Mendahului sang maha pencipta atau mungkin syirik. Dalam agama Firasat, menurut Ibnul Qayyim adalah cahaya yang Allah berikan ke dalam hati hambaNya yang sholeh. Cahaya itu menjadikan seorang hamba dapat menduga sesuatu yang akan terjadi pada dirinya, atau menjadikannya dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. (Ar-Ruh, 234). Di dalam Lisanul Arab disebutkan: “Ilham ialah bahwa ALLAH menanamkan di dalam jiwa seseorang sesuatu yang dapat mendorongnya untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu, dan ia termasuk jenis wahyu yang dengannya ALLAH mengkhususkan siapa saja yang dikehendaki-NYA diantara hamba-hamba-NYA”.Hati- hatilah dengan firasat orang yang beriman, karena dia melihat dengan cahaya Allah. “ (HR Tirmidzi dengan sanad lemah ,dalam Al Sunan, Kitab : Tafsir, Bab : Tafsir surat Al Hijr (hadits 3127). maksud dari : “dengan cahaya Allah” di sini adalah dengan ketaqwaan dan dengan ilmu. Karena kalau sekedar mengaku taqwa tanpa bukti, tentunya tidak bisa di terima pengakuannya, karena salah satu bukti dari ketaqwaan adalah ilmu.

Jadi, Allah memberikan sebuah firasat kepada orang yang beriman dan yang dikehendaki olehNYA. Dari keterangan di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa firasat ternyata terdapat di dalam ajaran Islam, bahkan disebutkan di dalam Al Qur’an dan Hadits serta dilakukan oleh para sahabat dan para pengikutnya. Namun, sekali lagi firasat yang benar adalah firasat yang dirasakan oleh orang yang bertakwa.

Semoga kita termasuk orang yang selalu diberi pertunjuk oleh Allah. Dan tidak ada salahnya jika kita mengikuti kata hati. O ya firasat di sini bukanlah seperti mengikuti sebuah tafsir mimpi, kedutan atau mungkin hal yang lain tapi firasat dari hati kita, untuk mengetahui apakah kita harus mengikuti atau tidak dan memilih yang mana.

Untuk desiran yang aku rasakan sebenarnya karena aku sedang memikirkan seseorang. Ya, mungkin itu adalah pertanda yang baik. hehehe. Allahuallam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

I Me My Mine Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei