Rabu, 03 Februari 2016

Penjaga Kunci Hati



Kepada : Pemilik Kunci Hati

Semarang, 4 Februari 2016

Selamat siang,
Apa kabar?
Kabar terakhir yang aku dengar kamu masih memiliki banyak kunci yang sama ya? Beberapa kunci yang kamu gunakan untuk membuka berlapis-lapis pintu yang menuju ke ruang hati mu. Sudah kubilang, gantilah saja kunci dan semua pintunya. Kamu sekarang cukup hanya punya satu kunci dan satu pintu untuk hatimu.

Oh... kau sungguh keterlaluan. Wanita macam apa yang jaman sekarang, di usiamu yang saat ini, kamu bahkan membiarkan pintu hati sulit dibuka.  Banyak di luar sana yang bahkan membukanya selebar mungkin. Ada apa denganmu? Aku hanya menyuruhmu untuk setidaknya membiarkan pintu hatimu tidak terkunci. Tidak usah kamu buka. Biarkan jika ada yang mau memasukinya mengetuknya terlebih dahulu. Saat kamu lihat dia cukup sopan biarkan dia membuka pintunya. Lalu lihatlah bagaimana cara dia memperlakukan hatimu. Jika kamu hanya melihatnya tanpa pernah mengijinkannya masuk, bagaimana kamu bisa tahu apa yang akan dia lakukan pada hatimu?


O ya, kudengar lagi bahwa kamu bahkan menyewa penjaga kunci, benarkah?
Aku pernah mendengar kata penjaga pintu tapi, aku tidak pernah mendengar penjaga kunci. Katanya, dia bertugas untuk  memilih siapa yang berhak untuk masuk dan kemudian menguncinya setelah orang itu berhasil masuk pintu hatimu ya? Kasihan penjaga pintu itu. Dia hanya menjaga kunci hingga bosan. Tapi, aku lebih kasihan padamu, si pemilik hati... Seharusnya yang kau lakukan adalah membiarkan orang lain bisa bebas keluar dari hatimu, kapan saja dia mau. Tidak usah kau tunggu hingga dia mendobraknya. Lepaskan saja. Biarkan dia pergi. Jangan pernah kamu tahan. Kamu selalu berharap orang yang telah masuk ke dalam hatimu tidak pernah keluar lagi sampai kapanpun. Boleh saja mengharapkan seperti itu. Hanya saja itu untuk orang yang tepat, untuk takdirmu. Saat waktunya juga tepat. Sebelum orang yang ingin menetap di hatimu hadir, jangan pernah mengunci rapat pintunya. Biarkan yang tidak ingin ada di dalam hatimu,untuk keluar. Jangan sampai menunggunya merusak pintu. Karena itu akan terasa sangat sakit.
Kamu pernah mengalaminya kan?

Mulai sekarang gantilah pintunya. Satu saja. Ukir dengan cantik. Biarkan tidak terkunci. Ijinkan orang yang sudah di depan pintu untuk masuk dan menikmati ruang hatimu. Saat dia ingin keluar biarkan dia keluar. Jangan pernah memaksanya tinggal dengan alasan hatimu akan berubah menjadi lebih baik jika dia terus ada di sana. Jangan beri iming-iming apapun agar dia tidak pergi. Tahukah kamu, kadang kamu begitu keliru. Saat kamu merasa senang dengan hanya melihatnya masih berada di hatimu, sebenarnya orang itu telah lama lari. Yang ada di dalamnya hanyalah sebuah kenangan, imajinasimu yang tercetak dari memorimu sendiri.

Cukuplah waktumu untuk melakukan kesalahan itu. Ubah semuanya. Sekarang.

Salam,
Orang yang paling peduli dengan hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

I Me My Mine Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei