Author: Ridya Hoon
Pairing: Straight
Main Casts: Kim Hee Chul 'super junior' as him self
Park Hye Ri
Cho Hee Sun
Genre : Romance/ Friendship
Length : one shot
Disclaimer: Super Junior’s members aren’t my original characthers, they belongs to themselves. Meanwhile, Park Hye Ri is just my imagination characthers. I do own this story, so please don’t copy paste without any credits.
Kim Hee Chul
Heenim
Chullie
Kim Cherry
Casey Kim
Nama itu akhir akhir ini sering terngiang di telinggaku. Seorang yang sudah ku kenal sejak aku mengetahui di korea selatan ada sebuah boyband yang bernama Super Junior. Aku mengenalnya sejak tahun 2007. 2 tahun setelah mereka debut. Sebuah waktu yang lama, karena aku ini tinggal di incheon, sebuah kota metropolitan di sebelah ibu kota seoul. Yang membuat telinggaku penuh dengan nama itu adalah seseorang di sebelahku. Kim Hee Sun. Dia juga yang dulu membuatku mengetahui lebih jauh tentang Super Junior. Tapi, bukan dia yang membuatku menjadi seorang ELF. Karena, kehebatan mereka sendirilah yang membuatku mengagumi ke 15 sosok member super junior.
“coba baca lagi hye rin..” Hee Sun menyerahkan lagi sebuah kertas yang baru saja di tulisnya. Ini 5 kalinya kertas itu berada di tanganku. Sebenarnya aku sudah sedikit merasa bosan tapi, aku mengerti perasaannya. Perasaan ketika harus mengantarkan seseorang yang di sayangi pergi. Perasaan ketika akan ditinggalkan seseorang yang begitu berharga.
Sebenarnya aku kurang mengerti jalan pikiran temanku yang satu ini. Jujur saja kim hee chul adalah member teraneh di super junior. Dan dia itu tidak tampan tapi, cantik.
“hmm… kau mau membuatku menanggis lagi dengan membaca ini? Itu sudah begitu bagus, Sun-a” aku menyerahkan kertas berwarna merah itu padanya lagi.
“liat yang bagian ini.. terlihat aneh tidak kata-katanya?”
Aku mengambil kertas itu lagi, membaca kalimat yang di tunjukan hee sun. Dan akhirnya aku malah membaca semua dan menunjukan beberapa kata yang salah eja.
Hee sun mengamatiku sambil tersenyum. “Gomawo, Rin-a… kau tahu, aku benar benar deg-deg an.”
“o,ya videonya bagaimana?”
“Apa kau mau lihat?” Hee Sun memberikan sebuah disk padaku. Video yang berisi tentang perjalanan karier heenim. Katanya agar dia tidak kangen pada namja itu.
“ceritakan saja padaku. Aku takut disk itu rusak di tanganku”
“aniyo, aku sudah membuat copiannya. Ini Cuma copian saja” dia menaruh disk itu di pangkuanku.
* * *
Lagu Here we go milik super junior menyergap telinggaku. Aku langsung membuka kedua kelopak mataku dengan cepat. Mencari cari ponselku yang biasanya sudah berpindah ke penjuru tempat tidur ketika aku terlelap. Dengan cepat juga aku mematikan alarm yang cukup berisik itu. Lalu, kupejamkan mataku kembali.
“Hye Rin-a…” aku meregangkan otot ototku. Suara teriakan itu membuatku terbangun lagi. Tapi, aku tahu kalau saat ini apapun yang kulakukan tidak akan membuatku kembali tertidur.
Brak…brak… brak…
Suara langkah kaki itu semakin mendekat. Aku langsung membuka selimutku dan duduk.
Krieek…
Sebuah kepala muncul di depan pintu. Seseorang yang sebenarnya tidak kutunggu untuk hari ini. Tapi, aku sudah tahu dia akan datang.
“Ya… Rin-a…! kau belum siap-siap?” suara yang memekakan itu juga tidak membuatku kaget. Aku sudah menduga semuanya. Untung aja aku sudah duduk. Kalo tidak mungkin suara itu lebih menggelegar lagi. “kau tahu kan ini hari apa?”
“Ne.. Sun-a! tanggal 1 september?” aku berkata dengan gumaman yang cukup pelan. Tenagaku belum cukup kuat untuk berbicara lebih keras.
“kau tidak lupa kan akan mengantarku ke nonsan hari ini?”
“Ne.. ne..” aku turun dari tempat tidur dan beranjak mengambil handuk yang ku gantung di depan almari. Hee Sun duduk di tepi tempat tidur dan menunduk, seperti melihat sesuatu. Aku mendekatinya. Ternyata foto heenim yang di pegangnya. Foto saat rambutnya masih panjang dan di ikat. Terlihat sangat cantik, hal yang tidak aku sukai darinya. Tapi, aku menyukai semua member super junior tak terkecuali dia, aku hanya tidak begitu mengidolakannya jika di bandingkan dengan perasaanku terhadap member lain.
Foto itu terlihat basah oleh air. Aku menepuk pundaknya. Dia mendonggakkan kepalanya. Mata itu berkaca-kaca.
“Rin-a… Heenim oppa akan pergi” dia berkata di sela sela isakannya.
“sudahlah, Hee sun.. dia kan bukan pergi untuk selamanya. Semua lelaki di korsel kan memang harus wajib militer.”
“aku tidak bisa melihatnya menyanyi di depan mataku lagi selama dua tahun ini.. aku tidak bisa melihat tingkah anehnya secara langsung lagi” ujar Hee Sun yang memang kadang meluangkan uang dan waktunya untuk menoton konser SuJu dan datang ke studio ketika bintang reality shownya adalah member super junior.
“bukanny kemarin dia sudah pernah bilang bahwa dia tidak butuh air mata kita. Dia hanya butuh dukungan dari kita”
“Ne… tapi, aku tidak tega melihatnya harus pergi hari ini” Hee Sun mengusap air mata dengan punggung tangannya. “sudahlah, kau cepat mandi sana!”
* * *
Siang yang sangat panas. Kalo saja bukan hari ini aku tidak akan pergi melangkah dari dalam rumah. Saat ini aku sudah berkumpul dengan para puluhan Petals dan ELF. Kami semua berjejer menanti seseorang datang. Tapi, tidak termasuk aku. Aku tidak menunggu si milky skinned itu. Di sini aku hanya untuk menemani sahabatku. Dan mungkin untuk mengantikan lee teuk mengantarkan dongsaengnya yang satu ini karena kabarnya hee chul tidak mengizinkan para member suju lainnya mengantarnya.
Semua orang di sana berteriak ketika ada seseorang yang datang. Seorang lelaki dengan sebuah topi miring terlihat dari kejauhan. Aku yang berada di belakang terpaksa harus sedikit berjinjit untuk melihat lebih jelas.
“Hye Rin… Hee chul oppa datang…!” Hee Sun memegangi lengan bajuku. Dia tidak berteriak seperti yang lain. Bahkan dia tidak berambisi untuk maju ke depan agar bisa melihat pemuda itu dari dekat. Dia malah mengeluarkan air matanya. Entah kenapa aku jadi ingin ikut menanggis melihatnya.
"bagaimana suratnya?" dia berkata sangat pelan.
Aku seketika langsung memegang tangan Hee Sun. Sedikit menariknya untuk menghindar dari kerumunan, mendesak beberapa orang hingga akhirnya kami berada di barisan paling depan.
“Chullie….” Aku berusaha berteriak sekeras mungkin. Memanggilnya tanpa sapaan Oppa atau apa. Berharap dia memandang ke arahku. Tapi, bukan dia yang melihat ke arahku tapi, para fans lain. “Chullie…” berkali kali aku meneriaki namanya. Namun, karena hampir semua orang berteriak tentu saja dia tidak mendengar kalimatku.
“hei… Kim Hee chul jelek… lihatlah ke sini” akhirnya kalimat itu yang terlontar dari mulutku. Aku harus mencari perhatian agar dia mau melihat ke arahku. Seperti dugaanku hampir semua orang di sana melihatku tetap tatapan mengancam. Tapi, ada yang salah dari pikiranku. Pemuda yang berada di depan ikut melihatku juga, namun tatapannya tidak seperti yang lain dia yang saat itu sedang memegangi kepalanya malah tersenyum.
Hatiku langsung bergetar. Aku tidak menyangka kalo dia melakukan hal itu. Aku tidak boleh terlena, aku harus melanjutkan misiku. “bisakah kau kesini? Berjabat tanganlah dengannya.” Kim Hee Chul seketika itu juga melangkahkan kaki ke arah kami. Aku sangat terkejut, orang itu mau malakukannya. Dia masih menunjukan senyumnya. Saat ini aku tahu perasaan Hee Sun. Jantungnya pasti berdebar tak karuan. Aku saja merasakan detakan jantungku lebih keras dari biasanya.
Tangan pemuda itu terulur kea rah Hee Sun, dia hanya menatap tak percaya.
“terima kasih telah mengantarku” ucapnya ramah. Aku menepuk pundak Hee Sun perlahan, menyadarkannya. Kemudian Hee Sun membalas uluran tangan itu. Kemudian dia menyerahkan surat yang telah di buatnya beberapa hari yang lalu itu kepada Heenim. Dia terlihat sedikit gemetaran.
Hee Sun masih saja berdiri mematung setelah Hee Chul Oppa melangkah pergi. Heenim bergerak menjauh dan pergi kea rah camp. Sebelumnya dia melambaikan tangan ke arah kerumunan fans dan membungkuk pada kami.
Pikiranku tentang Hee Chul oppa seketika itu berubah. Aku akan menjadikannya bias ke 4 di super junior setelah Teuki oppa, Hyuk oppa, dan GameKyu. Dia adalah sesosok idola yang pantas untuk di banggakan. Bukan hanya dia tapi, semua member Super Junior. Aku mencintai mereka.
“Rin-a Gomawo” Hee Sun membuyarkan lamunanku. Dia memelukku begitu erat tiba tiba. Dia menanggis dan menanggis di bahuku. Tanpa sadar aku juga meneteskan sedikit air mata. Entah untuk kepergian Cinderella Heenim atau tangisan Hee Sun. Aku masih belum tahu.
* * *
Aku menghempaskan badanku di sofa ruang tengah. Benar benar sangat lelah hari ini. Aku memejamkan mataku sebentar. Sebuah pikiran terbersit di otakku. Apakah hal yang kulakukan tadi terlalu berlebihan? Aaaah~ tidak, ini kan untuk sahabatku, Cho Hee Sun dan mungkin untuk seorang aneh bernama kim hee chul. (?) Aku mengangat lagi kejadian tadi. Sungguh memalukannya diriku ini. Apa yang di katakan orang orang yang tadi telah melihatku? Aku terlalu mencari perhatian tadi.
Aku melihat sebuah TV yang tidak menyala. Kucari sebuah remote. Siapa tahu dengan melihat acara TV aku bisa menenangkan pikiranku sejenak. Aku menganti chanel beberapa kali. Tidak ada acara yang bagus. Aku mengobrak- abrik tempat kaset di bawah laci TV, siapa tahu ada video yang belum kutonton. Tiba tiba, ada sebuah CD yang menarik tanganku untuk langsung mengambilnya. CD dengan gambar heenim.
O,ya… Hee Sun pernah memberikan ini padaku.
Gambar ini yang pertama kali aku liat ketika aku memutar video yang di berikan Hee Sun padaku kemarin. Sebuah permulaan yang biasa.
Hingga tiba-tiba, aku merasa benar benar meneteskan air mataku ketika aku menyadari tidak ada di dalam diri kim hee chul yang tidak di ketahui oleh Cho Hee Sun. Mulai dari dia yang menyukai makanan panas, dia yang selalu menganti kaosnya walaupun di tutupi jaket karena takut orang lain melihatnya hingga dia yang tidak suka rambutnya di sentuh oleh orang lain. Semua hal hal kecil yang menjadi khas dari Heenim si Cinderella. Aku saja masih belum menyukai Lee Teuk sebesar gadis itu menyukai Kim Hee Chul.
Ini adalah gambar terakhir dalam video itu. Gambar yang menjadi penutup dari gambar gambar penuh kata yang mampu membuatku terisak.
Aku mengusap air mataku. Aku sama sekali tidak menyesal melakukan hal yang kemarin kulakukan. Sekalipun saat itu aku harus mempermalukan diriku sendiri.
Saat ini aku hanya bisa berharap semoga, setelah 2 tahun nanti Cho Hee sun bisa bertemuu lagi dengan Kim Hee Chul dalam keadaan yang lebih baik. Kita akan menunggunya dan selalu mendukungnya.
------------------end-----------------
FF ini buat my best friend...
Petals n ELF yang lumayan baru tapi, sangat ELF banget... hha..
jangan nanggis yah bacanya ... suatu hari nanti kita juga bakalan bisa lihat oppadeul secara langsung.. hhe,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar